Powered By Blogger

Kamis, 27 Oktober 2011

Tara Pradipta Laksmi Mempunyai Motif Terselubung


JAKARTA – Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan guru spiritual Anand Krishna terus bergulir. Kali ini giliran kubu Anand mengecam laporan Tara Pradipta Laksmi (19) ke polisi. Mereka mencurigai, Tara memiliki motif tertentu karena dengan sengaja menampilkan wajahnya di depan publik bahkan sama sekali tidak tertekan mempublikasikan kasus asusila yang menimpanya.

’’Kami yakin ada motif tertentu. Identitas korban seharusnya tidak boleh ditunjukkan ke media. Kok malah diajak talk show di televisi. Ada apa ini?” kritik kuasa hukum Anand, Darwin Aritonang, di gedung Dewan Pers Jakarta kemarin (20/2).
Darwin mengatakan, identitas korban seharusnya dirahasiakan, karena hukum di Indonesia menganut asas praduga tak bersalah hingga berkekuatan hukum tetap. Jika tuduhan pelecehan seksual itu tidak terbukti di pengadilan, dia memastikan hal itu akan berdampak buruk kepada Tara. ’’Ini semakin mengindikasikan sesuatu,” kata dia.

Dia juga mempertanyakan motif laporan Tara ke Komnas Perlindungan Perempuan dan beberapa roadshow ke sejumlah stasiun televisi nasional. ’’Kami tidak tahu motif atau siapa yang di belakang dia. Yang menarik, laporan ini tidak ada dasarnya,” jawab Darwin.

Ketua Yayasan Anand Ashram Maya Safira Muchtar menyatakan, Anand tidak memiliki kemampuan menghipnotis. Yang selama ini ada dalam latihan-latihan di Anand Ashram adalah latihan relaksasi dan sugesti. ’’Tujuannya pemberdayaan diri peserta pelatihan, bukan yang lain,” ujar Maya.

Setiap kelas meditasi di Anand Ashram, lanjut dia, sifatnya group session yang dipandu fasilitator. Setiap kelas dapat dimasuki semua peserta tanpa kecuali. Dia menyatakan, tuduhan itu lemah karena faktanya Anand sudah sejak lima tahun terakhir tidak membuka kelas meditasi privat.

Anand dilaporkan Tara Pradipta Laksmi dan Sumidah ke kepolisian karena diduga melakukan tindak pidana pelecehan seksual. Tara adalah salah satu murid Anand, sedangkan Sumidah adalah pegawai di Layurveda, sanggar dan spa milik Anand.

Sosok Anand sendiri sudah cukup terkenal di tanah air sebagai guru spiritual. Pada usia 35 tahun, Anand divonis mengidap leukemia. Namun, secara ajaib penyakit yang dideritanya sembuh setelah bertemu dengan seorang Lama dari Tibet di Pengunungan Himalaya. Selama 18 tahun terakhir, Anand berceramah kepada jutaan orang lewat siaran televisi, dialog radio, pelatihan meditasi, penerbitan buku, pertemuan, dan lokakarya rutin.

Seluruh kegiatan Anand dilakukan di Anand Ashram di Jakarta, Padepokan One Earth di Bogor, dan di Anand Krishna Center atau Anand Krishna Information Center di Jawa, Bali, dan Sumatera. Pria warga negara Indonesia keturunan India itu telah mendirikan 12 organisasi di Indonesia yang dimulai setelah dia sembuh dari leukemia pada 14 Januari 1991. (jpnn/adi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar